PGN Suntik Tambahan Demi Tata Kelola Lebih Kuat, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terima tambahan peruntukan suplai gas untuk daerah Jawa-Madura-Bali atas instruksi Presiden Prabowo Subianto, yang menggenggam portofolio energi. Tambahan ini mengarah kelangkaan yang sebelumnya sempat menghalangi operasional industri pupuk, petrokimia, dan makanan-minuman.
Industri hilir sampai hulu langsung memberi respon positif. Sejumlah pabrik besar menyebutkan tambahan suplai 20-30 juta standar cubic feet per day (MMSCFD) sebagai “penyelamat” yang memungkinkannya produksi normal kembali dalam perhitungan hari. Aktor UKM mengharap ongkos produksi selekasnya konstan.
Direktur Gagas Nusantara, Romadhon Jasn, memandang meskipun suplai extra signifikan, konsentrasi periode panjang harus pada kekuatan jaringan. “Suntikan gas ini efektif menahan kritis sebentar, tetapi audit lengkap jaringan pipa dan depot masih tetap wajib dilaksanakan,” ucapnya, Kamis, (22/5).
PGN mengatakan siap salurkan tambahan gas lewat jaringan yang terdapat, termasuk swap gas dari lapangan Natuna dan Jawa tengah. Tetapi Romadhon mengingati jika titik bocor pada lajur transmisi harus langsung diperbaiki untuk menghambat kehilangan penekanan.
Gagas Nusantara mereferensikan penerapan pipeline integrity manajemen, yakni pemeriksaan teratur kebocoran, korosi, dan kendala alir. “Dengan data tehnis komplet, PGN bisa mengutamakan pembaruan yang paling mendesak,” katanya.
Penganekaragaman suplai juga menjadi fokus ke-2 . Romadhon mengajukan usul pemercepatan project bio-LNG dan gasifikasi batubara terbarukan, supaya keterikatan pada sebuah sumber gas tidak memunculkan dampak negatif besar saat masalah mendadak.
Dalam soal biaya, Gagas Nusantara menggerakkan transparan penentuan harga gas industri. Proses yang terang akan memberikan kejelasan pada investor dan menjaga daya saing ongkos produksi nasional.
Pada akhirnya, kerjasama di antara Kementerian ESDM, SKK Migas, PGN, dan pemda perlu diformalisasi dalam komunitas koordinir teratur. Dengan demikian, peruntukan dan distribusi gas bisa diawasi dengan terarah dan responsive.
“Suntikan ini harus menjadi penyebab reformasi infrastruktur dan peraturan gas nasional. Jika dilakukan baik, PGN akan makin handal memberikan dukungan industri Indonesia,” tutup Romadhon Jasn.